Difference between revisions of "User:Marva/test210901"

From Glottopedia
Jump to navigation Jump to search
Line 36: Line 36:
  
 
Sejauh artikel ini dalam proses penulisan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang tidak memiliki sumber pendukung terkait sejarah dan dialek bahasa walikan.
 
Sejauh artikel ini dalam proses penulisan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang tidak memiliki sumber pendukung terkait sejarah dan dialek bahasa walikan.
 +
<br>
 +
 +
 +
===Penggunaan Bahasa Walikan di Zaman Modern===
 +
Bahasa walikan adalah identitas bagi warga Malang. Selain itu bahasa ini juga dituturkan oleh komunitas penggemar klub bola asal Malang yang disebut Aremania yang lahir pada akhir tahun 1980-an. Sering kali merchandise yang berkaitan dengan klub Arema seperti banner suporter, kaus, syal, topi, dan bendera membubuhkan semboyan di bawah logo Arema ongis nade atau bila dibaca dalam bahasa Jawa sebagai singo edan.
 +
<br>
 +
 +
Kultur populer di bidang ekonomi yang turut menjadi wadah penggunaan bahasa walikan adalah distro yang menjual kaus dan oleh-oleh yang mengangkat tema bahasa walikan dan ikon-ikon Malang. Dalam bidang lain seperti politik, bisnis, dan pendidikan bahasa walikan juga turut digunakan dalam baliho-baliho kampanye pemilihan daerah, nama acara yang disponsori baik pemerintah atau lembaga pendidikan, nama produk UMKM, hingga nama kafe. Sementara itu di daerah Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang terdapat plang bertuliskan ''Rajajowas'' di pertigaan Jalan .... Hal ini menunjukkan eksistensi bahasa walikan mulai diperkenalkan lagi dan dilestarikan.

Revision as of 14:10, 10 May 2024

My Draft

This article will talk about : What's Basa Walikan?

Language : bahasa Indonesia and English (if possible to translate)

Will explain About :

  1. History and the origin of Basa Walikan + How it's used in the former day.
  2. Basa Walikan words and how to decipher the vocabularies.
  3. (The syntaxis, phonem, morpheme, and phonology).
  4. Basa Walikan Vocabularies
  5. How Basa Walikan became the identity people of Malang in the modern world.
  6. Interesting account(s) on the internet and social media about Basa Walikan to follow.


  1. Sejarah dan Awal Mula bahasa Walikan
  2. Bagaimana bahasa Walikan Terbentuk
  3. (Sintaksis, Fonem, Morfem, dan Fonologi Bahasa Walikan)
  4. Kosa kata bahasa Walikan
  5. Penggunaan Bahasa Walikan di Era Modern dalam Kehidupan Sehari-hari Warga Kota Malang
  6. Akun Menarik tentang bahasa Walikan di Dunia Maya


First Draft

Bahasa Walikan dan Sejarah Bahasa Walikan

Sejarah

Bahasa walikan atau yang dikenal sebagai osob ngalaman atau osob kiwalan adalah bahasa sandi arek-arek Malang yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1940-an peristiwa Gerakan Rakyat Kota Malang merupakan kunci dari asal-usul bahasa walikan diciptakan di antara komunitas pejuang di kecamatan atau kelurahan masing-masing. Seperti komunitas pemuda di Kayutangan, komunitas di Singosari, komunitas di Claket, dan lain sebagainya. Bahasa ini bertujuan untuk mengelabui pihak penjajah dan warga Malang yang menjadi mata-mata untuk Belanda. Menurut pemerhati bahasa malangan Abdul Wahab Adinegoro dilansir dari wawancara dengan Kompas.com, bahasa ini lahir dari komunitas yang bersifat regional. Sebuah kata yang diciptakan atau sudah dituturkan oleh sebuah komunitas perlu pengakuan dari komunitas lain untuk menyetujui penggunaan kata tersebut. Apakah kata itu terasa elok bila ditulis, didengar, dan diucapkan. Abdul Wahab juga menambahkan, sebagai contoh kata ‘kaos’ yang bisa dibalik menjadi ‘soak’ yang menurut komunitas hasil kata ini tidaklah elok dan enak didengar, sehingga bukan menjadi salah satu kosa kata bahasa walikan. Kompleksitas bahasa malangan tergolong sebagai sub-dialek dari dialek Jawa Timuran, tidak diketahui bagaimana aturan yang pasti terkait linguistik bahasa walikan seperti kaidah penulisan kata dan urutan huruf yang dibalik.


Di daerah Malang Raya (Malang Kota dan Malang Kabupaten) beberapa kosa kata dalam bahasa walikan memiliki makna yang berbeda. Menurut Abdul Wahab hal ini disebabkan oleh faktor perbedaan generasi yang membentuk, menuturkan, dan menurunkan bahasa walikan di lingkungan masyarakat. Cerita rakyat juga turut mengembangkan pembentukan kosa kata dalam bahasa ini. Sebagai contoh kata pesi yang bermakna ngapusi dalam bahasa Jawa atau berbohong dalam bahasa Indonesia. Kata pesi hanya dikenal oleh penutur yang berasal dari komunitas di Kayutangan. Hal ini dikarenakan adanya cerita rakyat bernama “Pelu Pesi” yang berkembang di Kayutangan. Pelu Pesi adalah seseorang yang senang bercerita. Karena kegemarannya bercerita, ia terkadang menceritakan cerita bohong. Setiap warga yang dicap berbohong atau telah berdusta akan dikaitkan dengan tokoh “Pesi” bagi komunitas Kayutangan. Sementara itu kata ‘’awat’’ adalah sebutan untuk berbohong di daerah Sawahan, lalu di daerah Singosari mengenal kata ‘’ralu’’ dan kata ‘’sanjiplak’’ yang bermakna penipu. Setiap komunitas memiliki bahasa sandi tersendiri untuk mengenali anggotanya. Kekhawatiran dan kecurigaan antara anggota komunitas daerah disebabkan oleh peristiwa Gerakan Rakyat Kota Malang untuk mempertahankan wilayah Malang dari ancaman Belanda setelah kemerdekaan. Saat itu Belanda datang ke Malang bertepatan dengan peristiwa Agresi Militer Belanda I pada tahun 1948.


Sejauh artikel ini dalam proses penulisan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang tidak memiliki sumber pendukung terkait sejarah dan dialek bahasa walikan.


Penggunaan Bahasa Walikan di Zaman Modern

Bahasa walikan adalah identitas bagi warga Malang. Selain itu bahasa ini juga dituturkan oleh komunitas penggemar klub bola asal Malang yang disebut Aremania yang lahir pada akhir tahun 1980-an. Sering kali merchandise yang berkaitan dengan klub Arema seperti banner suporter, kaus, syal, topi, dan bendera membubuhkan semboyan di bawah logo Arema ongis nade atau bila dibaca dalam bahasa Jawa sebagai singo edan.

Kultur populer di bidang ekonomi yang turut menjadi wadah penggunaan bahasa walikan adalah distro yang menjual kaus dan oleh-oleh yang mengangkat tema bahasa walikan dan ikon-ikon Malang. Dalam bidang lain seperti politik, bisnis, dan pendidikan bahasa walikan juga turut digunakan dalam baliho-baliho kampanye pemilihan daerah, nama acara yang disponsori baik pemerintah atau lembaga pendidikan, nama produk UMKM, hingga nama kafe. Sementara itu di daerah Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang terdapat plang bertuliskan Rajajowas di pertigaan Jalan .... Hal ini menunjukkan eksistensi bahasa walikan mulai diperkenalkan lagi dan dilestarikan.