Difference between revisions of "Hiponimi"

From Glottopedia
Jump to navigation Jump to search
m (Wohlgemuth moved page User:HansJonathanAM/Draft2 to Hiponimi)
m (+cats)
 
Line 14: Line 14:
  
 
=== Lihat Juga ===
 
=== Lihat Juga ===
* [[User:HansJonathanAM/Draft|Hiponim]]
+
* [[Hiponim]]
* [[User:HansJonathanAM/Draft1|Hipernim]]
+
* [[Hipernim]]
  
 
=== Referensi ===
 
=== Referensi ===
Line 23: Line 23:
  
 
{{di}}
 
{{di}}
[[Category: Semantics]]
+
[[Category: Semantics]][[Lexicology]]

Latest revision as of 11:41, 11 June 2024

Hiponimi

Hiponimi merupakan "relasi makna yang berkaitan dengan peliputan makna spesifik dalam makna generik" (Darmojuwono, 2005, p. 118). Sementara itu, Chaer (2014) mendefinisikan hiponimi sebagai "hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran lain" (p. 305). Berdasarkan dua definisi tersebut, hiponimi dapat diartikan sebagai hubungan antara bentuk ujaran (misalnya kata) yang memiliki makna spesifik dengan bentuk ujaran lain yang memiliki makna generik. Bentuk ujaran yang memiliki makna spesifik disebut dengan hiponim, sementara yang memiliki makna generik disebut dengan hipernim.

Relasi ini bersifat satu arah, yang berarti jika A berhiponim dengan B, maka B berhipernim dengan A, bukan berhiponim. Ini artinya A adalah hiponim dari B, sementara B adalah hipernim dari A. Hiponimi berbeda dengan meronimi.

Contoh

1. Makna kata nyamuk tercakup dalam makna kata serangga. Ini berarti bahwa nyamuk merupakan serangga, tetapi serangga bukan hanya nyamuk, melainkan bisa juga capung, lalat, atau lebah.

2. Makna kata burung, ayam, dan itik tercakup dalam makna kata unggas. Oleh karena itu, burung, ayam, dan itik merupakan hiponim dari unggas, sementara unggas adalah hipernim dari ketiga kata tersebut.

3. Serangga adalah hiponim dari binatang. Begitu juga dengan unggas dan reptil. Ketiganya berhiponim dengan binatang. Sementara itu, binatang berhipernim dengan serangga, unggas, dan reptil.

Lihat Juga

Referensi

  1. Chaer, A. (2014). Linguistik umum (Rev. ed.). Rineka Cipta.
  2. Darmojuwono, S. (2005). Semantik. In Kushartanti, U. Yuwono, & M. R. M. T. Lauder (Eds.), Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik (pp. 114-122). Gramedia Pustaka Utama.Lexicology