Afiks

From Glottopedia
Revision as of 07:10, 11 June 2024 by Wohlgemuth (talk | contribs) (Wohlgemuth moved page User:Ulisng/Draft2 to Afiks)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Afiks

Definisi

Menurut KBBI, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat mengubah makna gramatikal apabila ditambahkan pada dasar atau bentuk dasar. Afiks atau imbuhan biasanya berupa morfem terikat yang tidak dapat berdiri sendiri dan selalu hadir sebagai bagian dari sebuah kata. Apabila afiks berdiri tanpa sebuah bentuk dasar, maka muncul makna yang ambigu dalam segi semantik. Dalam kata lain, afiks merupakan suatu bentuk linguistik yang memiliki peran sebagai imbuhan. Dasar atau bentuk dasar merupakan elemen yang menjadi tempat melekatnya afiks.

Proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar baik dalam bentuk tunggal maupun kompleks disebut afiksasi. Elemen yang terlibat dari afiksasi adalah dasar atau bentuk dasar, afiks, dan makna gramatikal yang dihasilkan. Proses tersebut dapat bersifat inflektif, yang mana afiksasi tidak mengubah kelas kata, serta bersifat derivatif, ketika hasil afiksasi mengubah kelas kata.

Klasifikasi

Terdapat berbagai jenis afiks yang diklasifikasikan berdasarkan posisi dan fungsi dalam suatu kata. Berikut adalah beberapa jenis afiks:

  1. Prefiks, adalah afiks yang terletak di awal bentuk dasar, misalnya mem-, di-, ke-, se-, dan ber-.
  2. Infiks, adalah afiks yang terletak dalam bentuk dasar, yaitu -el, -em, dan -er.
  3. Sufiks, adalah afiks yang terletak di bagian belakang, seperti -kan, -nya, -isme, dan -wan.
  4. Kombinasi Afiks, adalah penambahan afiks dengan kombinasi dari dua atau lebih afiks yang terhubung dengan bentuk dasar, seperti me-kan, ber-kan, dan me-i.
  5. Konfiks, berfungsi sebagai satu morfem terbagi yang terletak pada awalan dan akhiran suatu bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, terdapat empat konfiks: ke-...-an, pen-...-an, per-...an, dan ber-...-an.
  6. Sirkumfiks, adalah kombinasi prefiks dan sufiks, seperti ke-...-an + sopan → kesopanan.
  7. Simulfiks, merupakan perubahan internal. Jenis ini jarang ditemukan dalam bahasa Indonesia.
  8. Ambifiks, merupakan afiks yang dapat berfungsi sebagai prefiks dan sufiks.
  9. Interfiks, digunakan untuk menghubungkan elemen dalam kata majemuk, misalnya kupu-kupu (interfiks "-u-").
  10. Suprafiks, merupakan perubahan nada atau intonasi yang terjadi akibat afiksasi, sering terjadi dalam bahasa yang menggunakan nada sebagai pembeda makna, seperti bahasa Mandarin.
  11. Duplifiks, merupakan afiks yang terlibat dalam reduplikasi atau penggandaan kata, seperti makan-makan.

Asal-Usul

Afiks terbentuk dari bahasa Latin ad yang berarti "untuk" dan fixus yang berarti 'tetap'. Istilah imbuhan digunakan dalam bahasa Inggris sejak abad ke-17. Pada awalnya, terdapat empat bahasa yang berpengaruh terhadap perkembangan afiks:

  1. Bahasa Inggris. Terdapat beberapa afiks yang berasal dari bahasa Inggris Kuno, seperti prefiks: un-, mis-, be-, out-, over-, under-, fore-, serta sufiks: -less, -ness, -dom, -ship, -full, dan -hood.
  2. Bahasa Latin. Terdapat beberapa afiks yang berasal dari bahasa Latin, seperti prefiks: con-, contra, de-, dis-, in-, im-, ir-, il-, sub-, inter-, counter-, mini, pre-, post-, pro-, re-, super-, dan -trans, serta sufiks: -an, -ar, -ian, -ic, -ive, -ty, dan -y.
  3. Bahasa Yunani. Beberapa contoh afiks yang berasal dari pengaruh bahasa Yunani, seperti prefiks: anti-, auto-, bio-, bi-, geo-, hyper-, micro-, mono-, neo-, proto-, pseudo-, dan thermo-, serta sufiks: -ism, -ist, -ize, -gram, -graph, -logue/ -log, -logy, -meter, -oid, -phobia, dan –phone.
  4. Bahasa Perancis. Afiks dalam bahasa Prancis pada dasarnya berasal dari bahasa Romawi, Latin, dan Yunani, seperti sufiks: -e dan -que, ette dan -esque.

Referensi

  1. Alek. (2018). Linguistik Umum. Penerbit Erlangga.
  2. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (n.d.). Afiks. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved June 9, from https//kbbi.kemdikbud.go.id/entri/afiks
  3. Bauer, Laurie. 1988. Introducing linguistic morphology. Edinburgh: Edinburgh University Press.
  4. Sanita, J. (2014). The Analysis of Historical Origin and Productiveness of Derivational Affixes in the Declaration of Independence of America (1776).