Morfem

From Glottopedia
Jump to navigation Jump to search

Morfem

Morfem merupakan satuan gramatikal terkecil yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Dari segi gramatikal, morfem berfungsi sebagai satuan gramatikal yang membentuk satuan yang lebih besar dan mempunyai makna. Tata bahasa terkecil yang dimaksudkan dapat berupa bentuk yang digunakan untuk menunjukkan bentuk lampau atau jamak.

Contoh

  1. {diambil} memiliki dua morfem: /di/ yang memberikan informasi tambahan tentang pelaku dalam kalimat, serta /ambil/ yang berarti pegang lalu bawa, angkat, dan sebagainya.
  2. {ambil} hanya memiliki satu morfem.

Identifikasi Morfem

Sebuah satuan gramatikal dapat dikatakan morfem atau bukan dapat dilihat dengan membandingkan bentuk satuan gramatikal dalam kehadirannya dalam bentuk lain. Apabila bentuk tersebut hadir secara berulang, maka dapat dikatakan sebagai morfem. perhatikan kumpulan kata berikut:

  • dibawa
  • dimasak
  • digotong
  • dibuang

bentuk di- pada kumpulan kata diatas dapat diidentifikasi sebagai sebuah morfem karena memiliki makna yang sama sebagai satuan tersendiri.

Jenis Morfem

  • Morfem terikat, merupakan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada bentuk lain. Contoh morfem terikat adalah imbuhan, seperti: {ber-}, {di-}, {-kan}.
  • Morfem bebas, merupakan morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata tunggal, seperti {buka} dan {pintu}. Morfem bebas terdiri dari dua jenis:
  1. Morfem leksikal, merupakan kumpulan kata benda, kata sifat, dan kata kerja, contohnya: {gadis}, {pria}, {rumah},dan {sedih}.
  2. Morfem fungsional, merupakan morfem yang memiliki fungsi dalam bahasa seperti kata penghubung, kata depan, artikel, dan kata ganti. Contohnya: {dan}, {tetapi}, {ketika}, dan {karena}.

Variasi Morfem

  1. Morf, suatu bentuk terkecil yang memiliki makna yang tidak atau belum memiliki hubungan keanggotaan terhadap suatu morfem disebut “morf”.
  2. Alomorf, suatu morf yang telah dilihat sebagai anggota morfem tertentu disebut sebagai “alomorf”

Pembentukan Kata

Proses morfologi terjadinya kata melalui perubahan morfemis dari morfem dasar disebut pembentukan kata. Berikut ini merupakan jenis proses morfologis:

  • Gramatikalisasi, merupakan proses perubahan tataran pertama dari morfem ke kata. Gramatikalisasi terjadi hanya pada morfem bebas.

Contoh: morfem {ber} + morfem {juang}gramatikalisasi → kata {berjuang}

  • Afiksasi, merupakan proses penambahan afiks dari sebuah bentuk dasar. Afiks memiliki berbagai jenis yang secara tradisional diklasifikasikan sebagai:
  1. Prefiks, adalah afiks yang terletak di awal bentuk dasar, misalnya mem-, di-, ke-, se-, dan ber-.
  2. Infiks, adalah afiks yang terletak dalam bentuk dasar, yaitu -el, -em, dan -er.
  3. Sufiks, adalah afiks yang terletak di bagian belakang, seperti -kan, -nya, -isme, dan -wan.
  4. Kombinasi Afiks, adalah penambahan afiks dengan kombinasi dari dua atau lebih afiks yang terhubung dengan bentuk dasar, seperti me-kan, ber-kan, dan me-i.
  5. Konfiks, berfungsi sebagai satu morfem terbagi yang terletak pada awalan dan akhiran suatu bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, terdapat empat konfiks: ke-...-an, pen-...-an,per-...an,dan ber-...-an.
  • Reduplikasi, merupakan proses morfologis yang mengulang bentuk dasar. Reduplikasi terbagi menjadi dua:
  1. Redupliaksi penuh, seperti buku-buku
  2. Reduplikasi dengan perubahan bunyi, seperti bolak-balik

Asal Usul

Istilah “morfem” dikemukakan oleh Jan Baudouin de Courtenay pada tahun 1880. Istilah ini didasarkan pada bahasa Yunani "morph-", yang berarti 'bentuk' dan akhiran -eme, pada analogi istilah fonem.

Referensi

  1. Alek. (2018). Linguistik Umum. Penerbit Erlangga.
  2. K., Yuwono, U., & Lauder, M. R. M. T. (2005, January 1). Pesona bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Gramedia Pustaka Utama.
  3. Yule, G. (2016, October 27). The Study of Language. Cambridge University Press.